by Arina Grey

Ketika usia saya 11 tahun sekitar tahun 2006, ankle saya cedera akibat bela diri. Berbagai usaha telah dilakukan mulai dari medis sampai dengan alternatif, tetapi tidak ada kemajuan yang berarti. Dua tahun kemudian ketika melakukan pengobatan pada othopedist di Singapore, diputuskan untuk dilakukan operasi pengambilan sampel karena dokter khawatir saya terkena kanker tulang. Setelah operasi saya digips selama 3 bulan, setelah gipsnya dibuka pergelangan kaki saya menjadi tidak fleksibel dan sakit jika digerakkan secara normal. Sekitar tahun 2008 pascaoperasi, ketika melakukan pemeriksaan di Singapore sang dokter memutuskan untuk melakukan pencangkokan tulang, tetapi karena sebelumnya saya dioperasi dan ternyata hasilnya nihil dan malah bertambah jauh lebih buruk,

akhirnya diputuskan untuk tidak menuruti dokter tersebut.

Dalam proses-proses tersebut saya bertumpu pada kaki bagian kiri, akibatnya timbul gangguan pada pinggang, tulang belakang dan leher. Seiring dengan berjalannya waktu saya merasakan sakit yang berangsur-angsur memburuk, puncaknya pada tahun 2008, saya tidak dapat menggerakkan hampir semua bagian tubuh saya kecuali tangan bagian kanan

Selama 2 bulan saya tidak dapat melakukan apa pun kecuali berbaring di tempat tidur, tangan kiri saya tidak dapat mengangkat benda seberat handphone. Mulut tidak bisa terbuka lebar karena sakit yang dirasakan, tenggorokan tidak bisa menelan yang keras dan besar, sehingga akibatnya saya hanya makan makanan seperti agar-agar dan jelly, dan kehilangan 10kg berat badan saya hanya dalam 2 minggu.

Lalu orthopedist yang sedang menangani saya saat itu berkata bahwa saya terkena Jouvenille Idiopathic Arthritis. Arthritis yang menyerang anak-anak atau remaja yang dapat di sebabkan akibat faktor genetik.

Setelah didiagnosa oleh penyakit itu saya dapat bertahan namun harus dengan mengkonsumsi obat-obatan, saya mulai bisa bergerak namun tetap sangat terbatas. Kemudian saya diundang untuk datang ke Citylife SEHAT, dari pemeriksaan lalu dilakukan terapi-terapi untuk membantu penyembuhan saya.

Lalu seiring dengan berjalannya waktu, saya yang pada awalnya tidak memiliki kesan apapun terhadap klinik ini karena saya sama sekali tidak pernah mendengar tentang klinik ini, dan begitupun tentang sang dokter yang menangani yakni Dr Tinah Tan karena saking banyaknya orthopedist yang telah menangani, menjadi seperti orang yang melihat setitik cahaya ketika tersesat dalam goa yang gelap gulita

Saya menjadi tidak memiliki kepercayaan terhadap dokter terutama setelah saya dioperasi, namun saya memberikan seutuhnya kepercayaan saya kepada

Dr Tinah Tan dan Citylife SEHAT mengingat kemajuan-kemajuan yang telah saya dapatkan.

Saya dapat lepas dari obat-obatan yang dulu saya tidak dapat jauhi, saya bisa melakukan berbagai macam pergerakan, saya pun hingga kini berangsur-angsur membaik, dan bahkan saya bisa lari dan melakukan kembali kegiatan yang sempat tidak bisa saya lakukan sebelumnya.

Juvenile idiopathic arthritis (JIA) adalah jenis arthritis yang paling umum pada anak-anak. Dulu kondisi ini dikenal sebagai rheumatoid arthritis, JIA adalah penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sendi di bagian mana pun dari tubuh. Pada penyakit ini, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sinovium, jaringan yang melapisi bagian dalam sendi.

Sinovium merespon dengan menambah cairan ekstra (cairan sinovial), yang menyebabkan pembangkakan, nyeri dan kekakuan. Proses sivonium dan peradangan dapat menyebar ke jaringan sekitarnya, akhirnya merusak tulang rawan dan tulang area lain dari tubuh, terutama mata, mungkin juga terpengaruh oleh peradangan. Tanpa pengobatan, JIA dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan normal anak.